Terlepas dari sejarahnya yang bertingkat, warisan budaya yang kaya, dan pemandangan yang menakjubkan, Timur Tengah kerap diabaikan sebagai tujuan studi di luar negeri. Banyak siswa punya praduga mengenai seperti apa sebenarnya kehidupan di sana, dan barangkali enggan untuk melanjutkan studi mereka di wilayah tersebut.
Namun, bagi siswa yang penasaran untuk mengawali petualangan, memperkaya pengetahuan budaya mereka dan beroleh perspektif baru saat menerima pendidikan kelas dunia, sebagian penjuru dunia menyaingi Timur Tengah.
Siswa yang tertarik untuk studi di luar negeri di Timur Tengah wajib meneliti kebiasaan, mode, masakan, dan proses pendidikan negara area mereka mengidamkan studi dan mempertimbangkan barangkali tantangan sebelum akan menyebabkan ketetapan akhir.
Mencari rekan dan kerabat yang pernah ke Timur Tengah juga mampu menolong untuk menghimpun Info langsung mengenai kehidupan sehari-hari di sana.
Anda dapat terperanjat bersama pengalaman studi yang terhubung mata di Timur Tengah. Baca tetap saat kita memecahkan 3 mitos paling lazim mengenai studi di luar negeri di Timur Tengah dan berikan tahu Anda mengenai real deal.
1. Belajar di Timur Tengah terlalu menegangkan bagi siswa internasional.
Ini adalah kesalahpahaman umum, dan salah satu mitos Timur Tengah terbesar, di antara siswa yang tinggal di luar wilayah tersebut. Sejumlah besar universitas Timur Tengah menyongsong sejumlah besar mahasiswa internasional tiap-tiap tahun.
Sebagian besar siswa internasional berasal dari Amerika Utara, dan memasuki program untuk mempelajari kebugaran masyarakat, pengetahuan politik, kebijakan publik, dan kedokteran.
Banyak mahasiswa internasional yang melanjutkan studi sarjana di universitas-universitas Timur Tengah apalagi lagi ke wilayah tersebut untuk studi pascasarjana mereka.
Universitas internasional di Timur Tengah terdiri dari badan mahasiswa yang begitu banyak ragam bersama budaya dan kebangsaan yang berbeda.
Kota-kota seperti Dubai, Doha, dan Riyadh apalagi punya konsentrasi siswa internasional yang lebih tinggi daripada siswa local mediator timur tengah.
Negara lain, seperti Lebanon dan Yordania, juga menarik ribuan mahasiswa internasional tiap-tiap tahun. Siswa khususnya pilih untuk studi di luar negeri di Timur Tengah dikarenakan penawaran program yang kompetitif dan cocok bersama keperluan akademik mereka.
Namun, banyak juga siswa yang pilih Timur Tengah dikarenakan mereka terlalu tertarik bersama budaya, ekonomi, sejarah, dan politik Timur Tengah.
Meskipun siswa barangkali merasa sangsi untuk studi di lingkungan baru, mereka dapat mendapatkan bahwa ada banyak universitas Timur Tengah yang bagus untuk dipilih.
Setiap universitas punya program tertentu untuk mahasiswa baru, yang menambahkan orientasi komprehensif mengenai hal-hal yang wajib mereka ketahui mengenai mengarungi kehidupan di negara tersebut.
Ini dapat termasuk hal-hal basic yang wajib dan tidak boleh dilakukan, tinjauan lazim mengenai undang-undang setempat, pilihan transportasi, dan tindakan pencegahan keselamatan.
Komunitas yang menolong dan sumber Info yang informatif terlalu penting untuk menghambat siswa merasa kewalahan saat memasuki sekolah baru.
2. Timur Tengah tidak begitu banyak ragam secara budaya atau geografis.
Sesuatu yang penting yang tidak diketahui banyak orang mengenai Timur Tengah adalah bahwa sebagian besar kota di kawasan ini adalah tempat tinggal bagi populasi yang beragam.
Timur Tengah tidak homogen secara geografis maupun budaya, dan terdiri dari orang-orang yang singgah dari bermacam latar belakang etnis, geografis, budaya, dan agama.
Mahasiswa internasional yang pilih untuk studi di universitas-universitas Timur Tengah dapat langsung tahu bahwa perihal ini benar, dan bahwa orang-orang ini hidup berdampingan terlepas dari perbedaan budaya dan agama mereka. Hal ini menyebabkan studi di Timur Tengah terlalu menarik, dan siswa dapat diperkenalkan bersama perspektif baru saat mereka studi mengenai agama dan budaya yang berbeda.
Ketika sebagian orang berkhayal Timur Tengah, bayangan unta melintasi gurun gersang nampak di benak. Salah satu mitos Timur Tengah yang paling lazim adalah bahwa wilayah itu cuma terdiri dari hamparan gurun yang luas.
Negara-negara seperti Oman punya pantai yang menakjubkan, dan Yordania punya wadi (lembah) yang menakjubkan. Lebanon juga punya sebagian area ski yang populer.
3. Semua wanita di Timur Tengah wajib mematuhi peraturan mengenakan pakaian yang ketat.
Ini dilihat di sebagian anggota Timur Tengah, tetapi tidak di semua tempat. Negara-negara Timur Tengah kebanyakan cukup konservatif, dan bersama demikian wanita didorong untuk mengenakan pakaian lebih sopan. Beberapa wanita, apalagi orang Barat dan non-Muslim, diwajibkan mengenakan jilbab (jilbab tradisional) di negara-negara Timur Tengah tertentu.
Di kota-kota yang lebih progresif seperti Dubai, ada batasan terbatas pada peraturan mengenakan pakaian untuk wanita, kecuali di tempat-tempat lazim tertentu.
Mungkin ada peraturan mengenakan pakaian untuk pria yang studi di luar negeri di Timur Tengah juga! Agama dan rutinitas merupakan dua perihal yang terlalu memengaruhi norma budaya di wilayah tersebut, dan siswa dapat beroleh pemahaman dan apresiasi yang lebih baik pada Timur Tengah bersamaan bersama semakin mendalamnya pengetahuan budaya mereka.
Sekarang sehabis kita mengutarakan kebenaran di balik mitos Timur Tengah ini, apa selanjutnya? Kami mendorong Anda untuk laksanakan penelitian di wilayah tersebut, tetapi jangan menghambat bacaan Anda cuma pada satu sumber!
Mungkin Anda mampu pergi ke perpustakaan setempat dan mengambil alih sebagian cerita fiksi yang ditulis oleh penulis Arab atau membaca karya Anthony Shadid dan Rewa Zeinati. Dan jangan lupa untuk memandang mural menawan ikon budaya Timur Tengah dari seniman kaligrafi Yazan Halwani.
Yang terpenting, carilah rekan yang pernah mendatangi Timur Tengah. Ajukan pertanyaan kepada mereka, dengarkan cerita mereka, dan komunikasikan bersama mereka.
Setelah selesai, Anda dapat siap untuk studi di luar negeri di Timur Tengah dan mendapatkan banyak hadiah yang ditawarkan wilayah ini.